BAB I
PENDAHULUAN
A.
MANUSIA YANG BERSIFAT UNIK
Manusia sebagai makhluk hidup umumnya mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
- Organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus,terutama otaknya.
- Mengadakan metabolisme atau pertukaran zat,yakni ada zat yang masuk dan keluar.
- Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
- Memiliki potensi untuk berkembang biak.
- Tumbuh dan bergerak.
- Berinteraksi dengan lingkungannya.
- Bila masanya datang akan mati.
Manusia
merupakan mahluk yang unik. Secara fisik manusia merupakan mahluk yang paling
lemah, namun karena kelemahannya itulah manusia termotivasi untuk menjadi
survive dalam kehidupan ini. Untuk dapat bertahan dalam kehidupan ini, manusia
mengunakan akal budinya (dalam konteks hindu menggunakan idepnya). Dari akal
budi ini akan timbul rasa ingin tahu dan kebutuhan dalam kehidupan ini. Dengan
akal budinya manusia dapat mengendalikan kelemahan jasmaninya, sehingga mereka
dapat survive dalam kehidupan.
Secara
garis besar pikiran manusia bermuara pada dua hal, yaitu pikiran yang bertujuan
untuk memenuhi rasa ingin tahunya dan pikiran manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Pikiran manusia untuk memenuhi rasa ingin tahunya akan bermuara pada
diperolehnya pengetahuan, sedangkan pikiran untuk memenuhi kebutuhan akan
bermuara pada kepuasan.
B. KUROITAS
ATAU RASA INGIN TAHU DAN AKAL BUDI
Semenjak dilahirkan, manusia memang
merupakan makhluk yang selalu ingin tahu. Selama rasa ingin tahu tersebut tidak
dicegah oleh pihak luar, maka sepanjang hidupnya rasa ingin tahu akan terus
berkembang dan berkembang, karena pada hakekatnya rasa ingin tahu tidak pernah
terpuaskan. Pertanyaan-pertanyaan seperti “Apa itu?”, “Mengapa?” atau
“Bagaimana?”, “siapa ?“, dan sejenisnya, merupakan pertanyaan-pertanyaan yang
mencerminkan rasa ingin tahu seseorang terhadap sesuatu hal. Rasa ingin tahu
inilah yang mendorong manusia untuk melakukan suatu proses (penelitian) untuk
dapat menjawab rasa ingin tahu tersebut.
Rasa ingin tahu manusia tidak pernah dapat dipuaskan, apabila suatu masalah
dapat dipecahkan,maka akan timbul masalah lain yang menunggu pemecahannya.
Manusia mampu menggunakan pengetahuan yang telah lama diperoleh untuk
dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru. Hal yang demikian berlangsung
berabad-abad sehingga terjadi akumulasi pengetahuan.
C. PERKEMBANGAN
ALAM PIKIRAN MANUSIA
Sebagaimana
telah dikemukakan bahwa manusia mempunyai rasa ingin tahu rahasia alam dengan
menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman,tetapi sering tidak dapat
menjawab masalah dan tidak memuaskan. Rasa ingin tahu ternyata tidak hanya atas
dasar pengamatan saja, seperti halnya zaman dahulu sebelum diketahuinya
asal-usul pelangi, mereka mengira pelangi adalah selendang bidadari. Hal ini
karena manusia tidak bisa menjawab dengan ilmu pengetahuan seperti adanya
gerhana bulan,gempa,dll. Hal ini yang disebut mitos. Mitos timbul karena
keterbatasan alat indra manusia seperti :
a.
Alat penglihatan
=> banyak benda-benda bergerak cepat sehingga tidak jelas oleh mata,mata
tidak dapat melihat benda yang sangat kecil selain menggunakan alat.
b.
Alat pendengaran
=> pendengaran manusia terbatas pada getaran frekuensi 30-30.000/detik.
c.
Alat pencium dan
pengecap => Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang di cecap maupun
yang diciumnya.
d.
Alat perasa
=> manusia dapat membedakan panas atau dingin namun relatif terbatas
sehingga dapat diketahui secara tepat dengan alat tertentu.
Tetapi sehubungan dengan kemajuan zaman maka lahirlah
ilmu pengetahuan dan metode pemecahan masalah secara ilmiah sehingga mitos
dengan berbagai legenda semakin ditinggalkan orang.
Tokoh-tokoh yunani dan lainnya yang telah memberikan
sumbangan perubahan berfikir pada waktu itu adalah :
a. Anaximander,seorang pemikir kontemporer pada masa Thales. Dia
berpendapat bahwa langit yang kita lihat sebenarnya hanya setengah saja. Dia
juga mengajarkan membuat jam matahari yaitu tongkat yang tegak lurus di permukaan
bumi. Bayangan tongkat yang terbentuk dari sinar matahari dijadikan penunjuk
waktu.
b. Anaximenes (560-520),seorang yang berpendapat bahwa unsur-unsur
dasar pembentukan semua benda itu adalah air,seperti pendapat Thales.
c. Herakleitos (560-470),seorang pengkoreksi pendapat Anaximenes bahwa
justru apilah yang menyebabkan adanya transmusi.
d. Pythagoras (500SM),seorang yang berpendapat bahwa unsur dasar semua
benda sebenarnya adalah empat,yaitu : tanah,api,udara,dan air sebagaimana
diungkapkan oleh orang-orang sebelumnya.
e. Demokritos (460-370),seorang yang berpendapat tentang
unsur-unsur dasar benda. Bila suatu benda dibagi terus menerus maka pada suatu
saat sampai pada bagian yang terkecil yang tidak dapat dibagi lagi. Bagian yang
terkecil itu disebut atom.
f. Empedokles (480-430 SM),merupakan orang yang menyempurnakan
ajaran Pythagoras tentang empat unsur dasar yaitu : tanah,air,udara,dan api.
g. Plato (427-345 SM). Menurut Plato keanekaragaman yang
tampak ini sebenarnya hanya suatu duplikat saja dari semua yang kekal dan
immaterial.
h. Aristoteles (384-322 SM),merupakan seorang ahli pikir pada
zamannya. Dia yang membuat intisari ajaran orang-orang sebelumnya. Dia juga
sebagai orang pertama yang menyusun klasifikasi hewan yang ada dimuka bumi ini.
i. Ptolomeus (127-151 M),seorang tokoh besar setelah Aristoteles.
Buah pikirannya yang penting tentang bumi sebagai pusat sistem tata surya,terbentuk
bulat,diam seimbang tanpa tiang penyangga.
j. Avicenna
(Ibnu Shina,abad
11),seorang ahli ilmu pengetahuan terutama kedokteran dan filosof.
D. LAHIRNYA
ILMU ALAMIAH
Sejak
dilahirkan di muka bumi ini, manusia bersentuhan dengan alam. Persentuhan
dengan alam menimbulkan pengalaman. Alam memberikan rangsangan kepada manusia
melalui pancaindera. Jadi,pancaindera
merupakan komunikasi antara alam dengan manusia yang membuahkan pengalaman. Pengalaman
itu saat demi saat bertambah, karena manusia ingin mendapatkan jawaban atas
pertanyaan yang hakiki : Apa, bagaimana, dan mengapa, baik atas kehadirannya di dunia ini, maupun
atas segala benda yang telah mengadakan kontak dengan dirinya. Manusia secara
sadar atau tidak, akan mengadakan reaksi terhadap rangsangan alam. Pengalaman
inilah yang memungkinkan terjadinya pengetahuan, yakni kumpulan fakta-fakta objek atau the
bundle
of
facts. Kumpulan
fakta itu selalu bertambah selama manusia masih berada di atas bumi dan selalu
mengalihkan fakta-fakta itu dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Pertambahan pengetahuan terjadi atas dua dorongan pokok :
a. Dorongan
yang bersifat praktis, yakni manusia
sebagai makhluk yang dapat berpikir, berbudi, berperasaan yang selalu berusaha
menjadikan hidupnya lebih aman dan tingkatnya lebih tinggi. Dorongan yang
pertama inilah yang pada saat akhir membuahkan ilmu terapan atau teknologi.
b.
Dorongan yang bersifat
non-praktis atau teoritis,
yakni manusia memiliki sifat ingin tahu dan mengerti sebenar-benarnya akan
objeknya. Dorongan inilah yang menumbuhkan pengetahuan yang disebut murni atau
pengetahuan.
E. KRITERIA
ILMIAH
Kriteria
atau patokan merupakan suatu rambu-rambu untuk menentukan benar atau tidak benarnya
sesuatu masuk status tertantu. Pengetahuan masuk ketegori Ilmu Pengetahuan bila
kriteria berikut dipenuhi,yakni : teratur,sistematis,berobyek,bermetoda,dan
berlaku secara universal.
Sebagaimana
telah dikemukakan Ilmu
Alamiah mempelajari semua alam yang berada di sekitar kita. Jadi, benda-benda
alam itulah objek Ilmu Alamiah. Sesuai dengan tujuan ilmu, Ilmu Alamiah ingin
memperoleh kebenaran mengenai objeknya. Kebenaran yang sedalam-dalamnya yang
hendak dicakup oleh ilmu, karena ilmuwan baru merasa puas jika ilmu yang
diperolehnya sesuai dengan objek. Alam sebagai objek penyelidikan
mempunyai aspek yang sangat luas, misalnya aspek fisik,aspek biologis,aspek
psikologis,aspek ekonomis,dan sebagainya. Oleh karena itu,dapat dikatakan
mustahil bahwa ilmu dapat mencapai seluruh kebenaran mengenai objeknya.
Demikian pula apa yang dicapai oleh Ilmu Alamiah. Kebenaran yang dapat dicapai
hanya dari beberapa aspek saja. Ilmuwan dapat saja tidak mengetahui salah satu
aspek objek yang diselidiki; dalam hal ini ilmuwan masih belum mencapai seluruh
kebenaran atas objeknya.
Kebenaran yang
besifat umum mengenai suatu objek walaupun hanya salah satu aspek saja dari
objek, yang dicapai dengan metode ilmiah, dan kebenaran itu telah dirumuskan,
perlu diorganisasikan dan diklasifikasikan.
a. Epistemologi
Ilmu
Epistemologi
membahas secara mendalam proses-proses yang terlihat dalam usaha manusia untuk
memperoleh pengetahuan. Dalam mengkaji hakikat ilmu, salah satu landasannya
ialah epistemologinya. Pada landasan ini yang dimasalahkan adalah
pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan dengan :
-
Proses dan prosedur
yang memungkinkan diperolehnya pengetahuan yang berupa ilmu.
-
Cara, teknik atau
sarana yang membantu memperoleh ilmu tersebut.
-
Hal-hal yang harus
diperhatikan agar memperoleh ilmu tersebut.
-
Hal-hal yang harus
diperhatikan agar diperoleh pengetahuan yang benar.
-
Kebenaran dan kriteria
tentang kebenaran.
b. Axiologi
Ilmu
-
Penggunaan pengetahuan
yang berupa ilmu tersebut.
-
Kaitan antara
penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral.
-
Penentuan objek yang
ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral dan,
- Hubungan
antara teknik prosedur yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dan
norma-norma moral.
F.
METODE ILMIAH DAN IMPLEMENTASINYA
Kata metode
berasal dari kata Yunani methodos, sambungan kata depan meta (menuju, melalui,
mengikuti) dan kata benda hodos (jalan, cara, arah). Kata methodos berarti:
penelitian, metode ilmiah, uraian ilmiah, yaitu cara bertindak menurut sistem
aturan tertentu. Sementara itu, metodologi berasal dari kata metode dan logos,
yang berarti ilmu yang membicarakan tentang metode-metode. Metode ilmiah menurut Almandk (1939)
adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penelitian,
pengesahan dan penjelasaan kebenaran.
Metode
ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu,
dimana ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh lewat metode ilmiah. Kelebihan
dan kekurangan ilmu terletak pada metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan
ekspresi tentang cara bekerja pikiran yang diharapkan mempunyai karakteristik
tertentu berupa sifat rasional dan teruji sehingga ilmu yang dihasilkan bisa
diandalkan. Dalam hal ini metode ilmiah mencoba menggabungkan cara berpikir
deduktif dan induktif dalam membangun pengetahuan.
Sebelum kita
membuat metode ilmiah, alangkah baiknya kita mempelajari terlebih dahulu apa
saja yang harus dilakukan dalam membuat metode ilmiah. Berikut ini merupakan beberapa langkah membuat metode ilmiah:
1.
Penginderaan
Penginderaan
merupakan langkah pertama dari metode ilmiah. Agar penginderaan tepat dan benar, maka perlu pengulangan. Penginderaan yang tepat memang
sulit, memerlukan waktu yang lama. Namun, agar mendapatkan penginderaan yang
tepat, bisa kita peroleh dengan latihan dan
menggunakan alat-alat yang telah ditera.
2. Masalah atau
Problem
Setelah
penginderaan dan perenungan dilakukan, langkah kedua adalah menemukan masalah,
dengan kata lainnya membuat pertanyaan.
3. Hipotesis
Pertanyaan
yang tepat akan melahirkan suatu jawaban dan jawaban itu bersifat semetara
disebut hipotesis.
Keadaan yang ideal untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesis adalah melalui
pengujian dengan eksperimen.
4. Eksperimen
Untuk
membuktikan hipotesis tersebut, dirancang suatu eksperimen di labotarium dengan
menggunakan suatu objek.
5. Teori
Bukti eksperimen
merupakan dasar langkah ilmiah berikut, yaitu teori. Apabila suatu hipotesis
telah didukung oleh bukti atau data yang meyakinkan dan bukti itu diperoleh
dari berbagai eksperimen yang telah dilakukan maka akan disusun sebuah teori.
6. Menarik Kesimpulan
Dalam
penarikan kesimpulan ini terbagi menjadi dua cara, yaitu secara induktif dan
deduktif. Penarikan
kesimpulan secara induktif adalah penarikan
kesimpulan yang khusus menjadi umum. Penarikan kesimpulan secara deduktif
adalah penarikan kesimpulan yang umum menjadi khusus.
G.
KETERBATASAN ILMU ALAMIAH
Penginderaan,penemuan
masalah,penyusunan hipotesis,eksperimen dan teori merupakan urutan langkah atau
prosedur ilmiah yang lazim. Untuk menentukan sejauh mana arti konteksnya,perlu
dilakukan pengujian sampai dimana berlakunya metode ilmiah dan dimana metode
ilmiah tidak berlaku. Untuk itu kita perlu memperhatiakn :
Pertama, Bidang ilmu
Alamiah. Yang menentukan bidang ilmu alamiah adalah metode ilmiah, karena bidang
ilmu alamiah adalah wahana dimana metode ilmiah dapat diterapkan, sebaliknya
bidang non-ilmiah adalah wahana dimana metode
ilmiah tidak dapat terapkan. Contoh hipotesa tentang keberadaan Tuhan merupakan
konsep yang tidak bisa menggunakan metode ilmiah dan apabila menggunakan konsep
ini bisa menyebabkan orang Atheis.
Kedua, tujuan ilmu
Alamiah. Membentuk dan menggunakan teori. Ilmu alamiah hanya dapat mengemukakan
bukti kebenaran sementara dengan kata lain untuk kebenaran sementara adalah
"Teori". Karena tidak ada sesuatu yang mutlak tetapi terus mengalami
perubahan (contoh teori tentang bumi ini bulat).
Ketiga. Ilmu alamiah dan nilai, ilmu alamiah tidak menentukan
moral atau nilai suatu keputusan . Manusia pemakai ilmu alamiah lah yang menilai apakah hasil Ilmu Alamiah baik atau sebaliknya.
Contoh penemuan mesiu atau bom atom.
H.
FILSAFAT ILMU ALAMIAH
Yang menjadi objek I. A adalah semua
materi dalam alam semesta ini. I.A. meneliti sumber alam yang mengaturnya.
Pertanyaan tentang siapa yang mengatur alam ini merupakan pertanyaan filsafat.
Untuk itu ada 3 pandangan tentang filsafat ilmu alamiah.
1. Vitalisme
Merupakan suatu doktrin yang menyatakan adanya kekuatan diluar
alam. Kekuatan itu memiliki peranan
yang esensial mengatur segala sesuatu yang terjadi di Alam semesta
ini (misalnya Tuhan). Pendapat ini
ditantang oleh beberapa orang lain karena dalam ilmu alamiah dikatakan bahwa
segala sesuatunya harus dapat dianalisis secara eksperimen atau harus cocok dengan metode
ilmiah.
- Mekanisme
Penyebab
segala gerakan di alam semesta ini dikarenakan hukum alam (misalnya fisika atau
kimia). Paham ini menganggap bahwa gejala pada mahluk hidup secara otomatis terjadi
hanya berdasar peristiwa fisika–kimia belaka. Pandangan ini menyamakan gejala
pada mahluk hidup dengan gejala benda tidak hidup sehingga perbedaan hakiki tidak ada. Dengan begitu dapat menghanyutkan
manusia ke pandangan materialisme yang selanjutnya kepada Atheisme.
- Agnotisme
Untuk
menghindari pertentangan vitalisme dan mekanisme maka aliran ini timbul,
dimana aliran ini melepaskan atau tidak memperhatikan sisi dari sang pencipta.
Mereka yang mengkuti aliran ini, hanya mempelajari gejala-gejala alam saja,
aliran ini banyak dianut oleh ilmuwan Barat.
- Filsafat Pancasila
Paham yang
menjembatani dari 2 aliran yang menyatakan bahwa alam dan hukumnya terjadi
karena ciptaan Tuhan dan proses selanjutnya menurut filsafat mekanisme (hukum
alam). Hukum alam itu adalah sama dengan hukum Tuhan. Dapat dilihat dari kehidupan makhluk hidup dari awal sampai akhir.
I. BAHASA ILMU ALAMIAH
Secara
mendasar Ilmu Alamiah merupakan suatu bahasa,suatu sistem komunikasi. Seperti
bahasa lainnya,ilmu alamiah juga memiliki tata bahasa yakni metode
ilmiah,memiliki pengarang yaitu para ilmuwan,dan kepustakaan (karya ilmiah)
dengan berbagai dialeg atau bentuk ekspresi.
Ilmu Alamiah
benar-benar merupakan bahasa yang universal,dimengerti oleh semua orang dimuka
bumi ini. Dalam ilmu alamiah terdapat ide yang dinyatakan dalam bahasa yang
berbeda,tetapi setara. Contoh : Air (Indonesia),water (Inggris),aqua (Latin),H2O
(Bahasa Ilmiah).
J.
KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAPAT DIPELAJARI DENGAN MELAKUKAN PEMECAHAN
MASALAH
Tidak ada
jalan yang mudah untuk belajar. Menjadi orang yang terpelajar dengan
belajar,menjadi cermat dengan berlaku cermat,mendapatkan pengalaman dengan
melakukan pengalaman,dan menjadi pengamat dengan melakukan pengamatan yang
tepat.
Pemecahan
masalah dipelajari dengan berbuat. Jenis masalah yang dipecahkan akan
menentukan berapa banyak kita mempelajari tentang pemecahan masalah.
K.
KETERBATASAN INDERA MANUSIA
Berdasarkan
penelitian terhadap indera, manusia mempunyai kisaran (range) batas yang
sangat terbatas. Hal ini akan dibahas sebagai
berikut :
- Penglihatan, terutama terhadap cepat atau lambatnya benda bergerak (riak air atau kecepatan cahaya, atau penglihatan kita sewaktu naik kereta api yang disampingnya terdapat pohon.
- Pendengaran, manusia mempunyai kemampuan pendengaran dengan kisaran frekuensinya range 30 - 30.000 Hertz
- Pengecapan dan pembauan, manusia selain mempunyai kemampuan tersebut juga mempunyai keterbatasan pembauan dan pengecapan terhadap benda yang ada dialam.
- Indra kulit, manusia mampu membedakan antara panas dan dingin secara kasar, namun manusia mempunyai keterbatasan sehingga penginderaan sering menimbulkan salah kesan dan informasi, seperti perpindahan seseorang dari ruang panas ke dingin dibanding dengan orang yang berada diruangan yang tidak begitu panas.
- Penginderaan dalam (deep sensibility),manusia mempunyai perbedaan yang sangat besar kemampuannya untuk mengadakan perkiraan arah,jarak,bobot,dan tekanan,atau untuk mempertahankan keseimbangannya.
- Peningkatan daya penginderaan,dapat dilkukan dengan jalan :
a. Latihan, contoh pengindraan tentang bau dan bunyi (kualitas
minuman anggur, teh, alat musik)
b. Peningkatan Kewaspadaan, tingkat kewaspadaan sangat
dipengaruhi oleh minat yang menyebabkan kesimpulan berbeda, dapat dilihat
pendapat beberapa orang tentang satu etalase atau laporan dari kecelakaan dari
beberapa orang.
c. Kalibrasi Instrumen (peneraan adalah membandingkan instrumen
dengan standar yang ada.
d. Pengecekan, merupakan hal yang baik untuk menghindari
kekeliruan.
e. Eksperimen, penginderaan dalam kondisi yang dikontrol dengan
eksperimen kita mengetahui faktor-faktor apa saja yang sangat mempengaruhi
terhadap suatu perubahan.
f. Penginderaan yang meliputi analisis dan sentesis, pengamatan
terhadap bagian-bagian atau pengamatan secara keseluruhan.
g. Instrumen baru, bisa melakukan pengindraan baru. Seperti lie detector, teleskop,
satelit dll.
h. Pengukuran, merupakan ketrampilan tersendiri contoh dalam
pembuatan mesin atau arsitektur.
L.
PENGORGANISASIAN DATA
Tidak dapat
disangkal lagi bahwa jika kita belajar ilmu pengetahuan jauh sebelum kita harus
sudah menguasai matematika. Pengetahuan tentang matematika sangat perlu dalam
menafsirkan banyak data,tetapi pengetahuan mengenai statistik merupakan
pengetahuan yang penting pula karena statistik menjadikan kita dapat menentukan
data yang diperlukan. Untuk memudahkan penafsiran perlu statistik dan
sistematika,karena :
1. Dalam statistik kita dapat mengabaikan hal-hal yang mendetail secara
bijaksana.
2. Pengetahuan diklasifikasikan menjadi bentuk yang sistematis.
M. PEMBAGIAN
ILMU PENGETAHUAN (SAINS)
Berdasarkan
beberapa argumentasi ilmu pengetahuan dibedakan atas :
- Ilmu Pengetahuan Sosial, yakni membahas hubungan antar manusia sebagai makhluk sosial, yang selanjutnya dibagi atas :
a. Psikologi,
yang mepelajari proses mental dan tingkah laku.
b. Pendidikan,
proses latihan yang terarah dan sistematis menuju ke suatu tujuan.
c. Antropologi,
mempelajari asal usul dan perkembangan jasmani, sosial, kebudayaan dan tingkah
laku sosial.
d. Etnologi,
cabang dari studi antropologi yang dilihat dari aspek sistem sosio-ekonomi dan
pewarisan kebudayaan terutama keaslian budaya.
e. Sejarah, pencatatan
peristiwa-persitiwa yang telah terjadi pada suatu bangsa. Negara atau
individu.
f. Ekonomi,
yang berhubungan dengan produksi, tukar menukar barang produksi,
pengolahan dalam lingkup rumah tangga, negara atau perusahaan.
g. Sosiologi,
studi tentang tingkah laku sosial, terutama tentang asal usul organisasi,
institusi, perkembangan masyarakat.
- Ilmu Pengetahuan Alam , yang membahas tentang alam semesta dengan semua isinya dan selanjutnya terbagi atas:
a.
Fisika, mempelajari benda tak hidup
dari aspek wujud dengan perubahan yang bersifat sementara. Seperti : bunyi
cahaya, gelombang magnet, teknik kelistrikan, teknik nuklir
b.
Kimia, mempelajari benda hidup dan
tak hidup dari aspek sususan materi dan perubahan yang bersifat tetap. Kimia
secara garis besar dibagi kimia organik (protein, lemak) dan kimia anorganik
(NaCl), hasil dari ilmu ini dapat diciptakan seperti plastik, bahan peledak
c.
Biologi, yang mempelajari makhluk
hidup dan gejala-gejalanya.
Z
Botani, ilmu yang mempelajari tentang
tumbuh-tumbuhan.
Z Zoologi ilmu
yang mempelajrai tentang hewan
Z Morfologi
ilmu yang mempelajari tentang struktur luar makhluk hidup
Z Anatomi
suatu studi tentang struktur dalam atau bentuk dalam makhluk hidup.
Z Fisiologi
studi tentang fungsi atau faal/organ bagian tubuh makhluk hidup.
Z Sitologi
ilmu yang mempelajari tentang sel secara mendalam.
Z Histologi
studi tentang jaringan tubuh atau organ makhluk hidup yang merupakan serentetan
sel sejenis.
Z Palaentologi
studi tentang makhluk hidup masa lalu yang
kebanyakan tinggal berupa fosil.
- Studi tentang bumi sebagai salah satu anggota tatasurya, dan ruang angkasa dengan benda angkasa lainnya.
a.
Geologi, yang membahas tentang
struktur bumi. (yang bahasannya meliputi dari ilmu kimia dan fisika) contoh
dari ilmu ini petrologi (batu-batuan), vukanologi (gempa bumi),
mineralogi (bahan-bahan mineral).
b. Astronomi,
membahas benda-benda ruang angkasa dalam alam semesta yang meliputi bintang,
planet, satelit dan
lain-lainnya. Manfaatnya dapat digunakan dalam navigasi, kalendar dan waktu.
c. Geografi,suatu ilmu pengetahuan tentang muka bumi dan produk ekonomi
sehubungan dengan makhluk hidup,terutama manusia.
N.
ILMU PENGETAHUAN PADA HAKIKATNYA MERUPAKAN SATU UNIT
Pemisahan
atau pembagian ilmu pengetahuan terjadi,karena ilmu pengetahuan itu berkembang
dalam proses yang cukup lama,tetapi dalam perkembangannya lebih lanjut,tampak
kecendrungan generalisasi dari berbagai cabang ilmu pengetahuan sehingga
beberapa cabang ilmu pengetahuan itu bertemu kembali karena pada hakikatnya
merupakan satu unit.
O.
PENELAAHAN ALAM SEMESTA DAN SIKAP ILMIAH
Seorang
ilmuwan dalam penelaahan obyek selalu menggunakan metode ilmiah,sehingga
menemukan kebenaran ilmiah atas obyek itu. Para ilmuwan pencari kebenaran
selalu tertarik pada segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini. Perlu
banyak kita ketahui tentang para ilmuwan yakni mengenai pola
kepribadiannya,cara penelaahannya,luas daerah pengaruhnya,organisasinya,cara
komunikasinya,dll. Para ilmuwan pencari kebenaran tidak percaya bahwa peristiwa
atau kejadian di alam semesta ini timbul dengan sendirinya. Alam semesta adalah
teratur sehingga pada setiap tingkat kehidupan juga tampak keteraturan itu.
Dari keteraturan itu dapat dicari hukum alam (natural law).
1.
Relatifitas Ilmu Alamiah
Kebenaran
yang ditemukan oleh manusia pada suatu saat akan disangkal atau diubah dengan
kebenaran yang baru. Teori yang tidak cocok lagi dengan hasl-hasil pengamatan
bau,diganti dengan teori yang lebih memenuhi keperluan para ilmuwan. Para
ilmuwan menyadari bahwa kebenaran yang ditemukan manusia tidak pernah merupakan
kebenaran mutlak. Oleh karena itu tindakan yang paling baik adalah mendapatkan
kesimpulan sementara yang bersifat tentative yang didasarkan pada semua data
yang ada.
2.
Sikap Ilmiah
a) Memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi dan kemampuan belajar yang besar.
Seorang ilmuwan mempunyai sikap ilmiah di dalam dirinya, misalnya apabila melihat proses gejala alam, dia akan terangsang untuk ingin tahu lebih lanjut, apa, bagaimana, mengapa peristiwa atau gejala itu. Dengan pertanyaan-pertanyaan itu dia tak hanya diam dan merenung, namun juga mencari informasi melalui berbagai sumber, dan berusaha memecahkan masalah yang ia temukan.
b)
Tidak dapat menerima kebenaran
tanpa bukti.
Apabila
dalam masyarakat timbul suatu issu (issue) atau berita,seorang yang memiliki
sikap ilmiah tidak begitu saja menerima kebenaran issu atau berita itu,dia
memerlukan bukti kebenarannya. Dalam diskusi ilmiah setiap pendapat atau
gagasan harus disrtai data dan cara data itu diperoleh sehingga dapat
diverifikasi atau dicek kembali oleh orang lain.
c)
Jujur
Dalam penelaahan ilmiah ada hal yang memaksa ilmuwan untuk jujur, yakni
faktor kontrol. Misalnya, dalam suatu penelitian tentang pengaruh sejenis obat
tertentu, dibuat kelompok penderita yang diberi obat tersebut dan kelompok lain
yang tidak diberi obat sebagai kelompok kontrol. Dengan faktor kontrol ini,
faktor-faktor kebetulan disingkirkan dan ilmuwan melakukan pengamatan dan wajib
melaporkan hasil pengamatan
secara objektif.
Artinya jika sikap jujur ini mampu kita aplikasikan dalam kehidupan kesehari-harian maka perlahan tapi pasti kemajuan dan kebaikan akan dengan sendirinya meliputi diri kita.
Artinya jika sikap jujur ini mampu kita aplikasikan dalam kehidupan kesehari-harian maka perlahan tapi pasti kemajuan dan kebaikan akan dengan sendirinya meliputi diri kita.
d)
Terbuka
Seseorang ilmuwan mempunyai pandangan luas, terbuka, bebas dari
prasangka. Ia meyakini bahwa prasangka dan kebencian baik pribadi maupun
kelompok adalah sangat kejam. Ilmuwan akan membuat dugaan dan terus berusaha
menguji dugaannya untuk mengetahui kebenaran tentang alam, materi, moral,
politik, ekonomi, dan tentang hidup. Ilmuwan tidak akan meremehkan suatu
gagasan baru. Ia akan menghargai setiap gagasan baru dan mengujinya sebelum
diterima atau ditolak. Jadi ia terbuka akan pendapat orang lain.
e)
Toleran.
Seorang ilmuwan tidak merasa bahwa ia paling hebat. Ia bahkan bersedia
mengakui bahwa orang lain mungkin lebih banyak pengetahuannya, bahwa
pendapatnya mungkin saja salah, sedangkan pendapat orang lain mungkin benar. Ia
bersedia menerima gagasan orang lain setelah diuji. Dalam usaha menambah ilmu
pengetahuan, ia bersedia belajar dari orang lain, memperbandingkan pendapatnya
dengan pendapat orang lain. Ia tidak akan memaksakan suatu pendapat kepada
orang lain. Ia mempunyai tenggang rasa atau sikap toleran yang tinggi, jauh
dari sikap angkuh.
f)
Skeptis
Ilmuwan pencari kebenaran akan
bersikap hati-hati,meragui,skeptis. Sikap skeptis ini perlu dikembangkan oleh orang yang
berniat memecahkan masalah.
g)
Optimis.
Seorang ilmuwan selalu berpengharapan baik. Ia tidak akan mengatakan
bahwa sesuatu itu tidak dapat dikerjakan, tetapi akan mengatakan, “Berikan saya
sesuatu kesempatan untuk memikirkan dan mencoba mengerjakan”. Ia selalu
optimis. Rasa humor seorang ilmuwan ada hubungannya dengan tingkat kecerdasan
maupun sikap optimis seseorang.
h)
Pemberani.
Ilmu Pengetahuan merupakan hasil kerja keras ilmuwan. Ilmuwan sebagai
pencari kebenaran akan berani melawan semua ketidakbenaran, penipuan, dan
kepura-puraan yang akan menghambat kemajuan. Keberanian Copernicus, Galileo,
dan Socrates telah banyak diketahui orang. Copernicus dan Galileo disisihkan
karena tidak mempercayai bahwa bumi adalah pusat Alam Semesta (Geosentris);
tetapi menganggap mataharilah yang menjadi pusat tempat bumi dan planet-planet
lainnya berputar (Heliosentris). Socrates memilih mati meminum racun dari pada
menerima hal yang salah.
i)
Kreatif
dan swadaya
Ilmuwan dalam mengembangkan ilmunya kreatif.
Torrance (1965) mendefenisikan kreativitas sebagai proses pertumbuhan hingga
peka akanmasalahkekurangsempurnaan,kekurangtahuan,ketidaklengkapan,ketidak
harmonisan,dan seterusnya ; mengenal kesulitan ; mencari pemecahan ; membuat
dugaan ; merumuskan ; menguji ; dan mengubah hipotesis, serta melaporkan hasil
penelitian. Sumbangan beberapa ilmuwan sebagi bukti kreativitas yang
dimilikinya dapat ditelaah dalam sejarah buku-buku ilmu pengetahuan.
3.
Pembentukan
Sikap Ilmiah
Sifat-sifat yang tersebut diatas menunjukkan
kepada kita arah tujuan yang hendak dicapai seseorang yang hendak menumbuhkan
sikap ilmiah pada dirinya. Tidak seorangpun yang dilahirkan dengan memiliki
sikap ilmiah. Mereka yang telah memperoleh sikap itu telah berbuat dengan usaha
yang sungguh-sungguh.
P. PERANAN MATEMATIKA DALAM ILMU
PENGETAHUAN
Matematika
tidak diragukan lagi merupakan salah satu puncak alam pikiran manusi.
perhitungan matematis menjadi dasar teknologi sebagai ilmu terapan ilmu
alamiah. ciri utama matematika adalah suatu cara penalaran ( reasoning). dengan
jalan mengkur sudut sejumlah segitiga yang mempunyai berbagai ukuran dan
bentuk, maka kita dapat menentukan bahwa jumlah sudut dari tiap segitiga adalah
180 derajat. dalam hal ini secara deduktif fapat disimpulkan bahwa jumlah sudut
dari segitiga adalah 190 derajat.
disamping
itu juga orang berfikir secara analogi, misalnya karena lingkaran membentuk
sebuah bidang yang mempunyai luas terbesar dengan garis lengkung lainnya, maka
sebuah bola mempunyai isi yang terbesar pula.
Menalar secara induksi dan anlogi memerlukan pengamatan
bahkan percobaan., untuk memperoleh fakta yang dapat dipakai sebagai dasar
argumentasi, tetapi pancaindera kita adalah terbatas
dan kurang teliti. sehingga metode itu tidak memberikan suatu kesimpulan yang tidak dapat dibantah lagi, walaupun
fakta yang dikumpulkan untuk induksi dan analogi itu masuk akal. Misalnya :
babi serupa dengan sapi tetapi tidaklah benar bahwa babi
makan rumput.
DAFTAR PUSTAKA
Anymous. 2009. “Lahirnya Ilmu Alamiah dan Hakikatnya”. Jurnal Ilmua Alamiah Dasar, (Online),(http://iwanbio02.blogspot.com/2009/05/lahirnya-ilmu-alamiah-dan
hakikatnya.html,diakses 13 Maret 2011)
Jasin,Maskoeri.1992.Ilmu Alamiah Dasar.Jakarta :PT.Raja Grafindo Persada
Panji,Bayu Asmoro. 2009. “Pola Pikir Manusia”. Jurnal Ilmu Alamiah Dasar,(Online), (http://www.scribd.com/doc/32524889/an-Pola-Pikir-Manusia,diakses
13 Maret 2011)
Rahajeng,Puri. 2011. “Metode Ilmiah dan
Implementasinya”. Jurnal Ilmu Alamiah
Dasar, (Online),(http://purirahajeng.blogspot.com/2011/02/metode-ilmiah-dan-implementasinya.html,diakses
13 Maret 2011)
Syntax. 2010. “Apa yang Dipikirkan Manusia?”. Jurnal Ilmu Alamiah Dasar, (Online), (http://syntaxis-syntax.blogspot.com/2010/09/apa-yang-dipikirkan-manusia.html,diakses 13 Maret 2011)
Unsri. 2011. “Ilmu Alamiah Dasar”. Jurnal Ilmu Alamiah Dasar, (Online). (http://blog.unsri.ac.id/sodikin/umum/ilmu-alamiah-dasar/mrdetail/24033,diakses
13 Maret 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar